BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang (PKL)
Dengan melihat perkembangan bidang pendidikan di
Indonesia sekarang ini menuntut agar para Mahasiswa Program Sarjana (strata1)
khususnya Ilmu dan Teknologi Pangan yang lebih diutamakan pada
penguasaan keterampilan, maka teori yang diperoleh diperkuliahan dan mempunyai
sifat dan jangkauan yang sangat terbatas serta dianggap kurang cukup sebagai
bakal pengetahuan untuk diapikasikan dilapangan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi
kekurangan tersebut harus dilengkapi pengetahuan dari luar salah satunya adalah
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Berdasarkan kurikulum program studi Sarjana ( Strata 1) Ilmu dan Teknologi Pangan, pelaksananan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana (Strata
1) fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan. Dalam Praktek Kerja
Lapangan ini, mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang kegiatan-kegiatan tempat
PKL, sehingga menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan mahasiswa. Tujuannya agar
mahasiswa siap terjun kelapangan kerja yang sebenarnya dengan bekal yang telah
diperoleh dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan.
Sekarang
ini banyak orang menjadi pengangguran yang diakibatkan kurang tersedianya
lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga diperlukan terobosan baru untuk
menciptakan peluang kerja. Akan tetapi bukan hal yang mudah untuk
menciptakan peluang kerja di era masa kini. Disamping kurangnya ketrampilan
yang dimiliki, orang juga tersandung kendala kurangnya modal untuk menunjang
suatu kegiatan usaha. Sebagai alternatif lain yang dipilih masyarakat untuk
menambah keuangan yaitu dengan membuka usaha kecil-kecilan yang berskala rumah
tangga. Sebenarnya usaha ini dapat menjadi usaha yang menguntungkan serta
memberi peluang besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan
taraf kesejahteraan masyarakat. Namun yang sering terjadi, masyarakat sering
mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha kecil ini. Hal ini disebabkan
kurangnya keterampilan mengembangkan dan membaca peluang usaha, sehingga
diperlukan ide baru dan kreatifitas agar usaha tersebut dapat berjalan lancar
dan dapat bersaing di pasaran.
Di
desa Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang Hataran, salah satu peluang usaha yang
masih terbuka lebar adalah usaha di bidang makanan ringan. Salah satu usaha
yang dapat dikembangkan adalah pembuatan keripik dari ubi talas. namun
pemanfaatan umbi talas sebagai produksi skala besar di desa ini masih jarang,
karena rendahnya harga jual talas sehingga kurang dimanfaatkan. Selain itu,
produk olahan talas yang sudah ada cenderung kurang inovatif serta kualitas
rasa dan penyajiannya yang kurang menarik, sehingga masyarakat menjadi jenuh
dengan produk olahan talas. Untuk itu diperlukan produk baru yang mampu
memenuhi permintaan masyarakat.
Dengan
adanya produk olahan dari umbi talas berupa keripik ini, diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat sebagai produk camilan yang
mengandung nilai gizi yang tinggi. Selain itu juga dapat meningkatkan nilai
ekonomis dari talas dan juga menjadi salah satu alternative peluang usaha
sehingga dapat tercipta lapangan pekerjaan baru.
Dalam kesempatan Praktek Kerja Lapangan di desa Sibunga-bunga ini dapat membantu masyarakat untuk
memajukan usaha industri rumah tangga dengan bahan baku ubi talas dan juga
dapat menambah pendapatan masyarakat .
1.2 Tujuan dan Mamfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan umum dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah
membandingkan teori- teori yang telah didapat pada masa perkulihaan dengan
praktek nyata yang merupakan gambaran sesungguhnya dalam kegiatan dunia bisnis
yang erat hubungannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun tujuan khusus dari Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
memperkenalkan mahasiswa/i pada situasi dunia kerja yang sesungguhnya.
2.
Untuk
meningkatkan dan memperluas serta memanfaatkan keterampilan yang membentuk
kemampuan mahasiswa/i sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja.
3.
Untuk
mengetahui suasana dunia kerja sehingga mahasiswa/i dapat mempersiapkan diri dengan
baik.
4.
Untuk mengetahui pengolahan
keripik talas
5.
Untuk mengembangkan usaha industri
rumah tangga yang dimiliki masyarakat.
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapagan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program pendidikan S1 di program studi Ilmu dan Teknologi
Pangan fakultas Pertanian
Universitas HKBP Nommensen Medan.
2. Meningkatkan, mengembangkan dan
memantapkan pengetahuan yang diterima di bangku perkulihaan dengan
mempraktekkannya di dalam dunia kerja.
3.
Sebagai
sumber informasi kepada masyarakat yang memproduksi
keripik talas.
1.3 Metodologi
Praktek kerja
lapangan berada didaerah Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang hataran Kabupaten
Simalungun, Jl. Parapat. Pelaksanaannya selama 1 bulan dimulai sejak tanggal 22
Juli 2014 yang diakhiri pada tanggal 22 Agustus 2014. Data diperoleh dari
pengamatan langsung keadaan usaha industri rumah tangga, turut secara aktif
dalam semua kegiatan yang berlangsung dalam usaha, mengadakan wawancara dengan
pendiri usaha serta studi pustaka.
Pelaksanaan PKL dilakukan dengan cara:
1. Wawancara ( Interview)
Proses untuk memperoleh keterangan atau data-data yang dibutuhkan dengan
cara meneliti langsung secara lisan maupun tulisan antara 2 orang atau lebih
dengan langsung bertatap muka untuk mendengarkan sacara langsung
informasi-inormasi dengan keterangan yang dibutuhkan.
Adapun bahan wawancara yang dipertanyakan adalah:
1. Darimana bahan baku talas diperoleh?
2. Apakah sanitasi yang sudah diterapkan sudah baik dalam pengolahan
keripik talas?
3. Apa saja tahap-tahap yang dilalui dalam pembuatan keripik talas?
4. Bagaimana cara mengurangi kandungan oksalat yang dapat menimbulkan rasa
gatal pada keripik talas?
5. Bagaimana cara pembentukan lembaran talas agar membentuk lembaran yang
sangat tipis?
6. Bagaimana pengolahan talas menjadi keripik yang gurih?
7. Bagaimana mengolah keripik agar tidak gatal dimulut?
8. Bagaimana penggorengan talas, agar hasil yang diperoleh dapat diminati
masyarakat?
9. Bagaimana pengemasan keripik talas agar tetap awet dan gurih?
2.
Pengamatan
(Observation)
Pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sacara lagsung dan
sistemik tentang hal-hal yang ada di lapangan.
Adapun hal-hal yang diamati pada pembuatan keripik talas yaitu:
1. Mengamati setiap tahap-tahap pembuatan keripik talas.
2. Mengamati hal-hal penting dalam pengolahan keripik talas, seperti
menjaga mutu keripik talas agar tetap diminati konsumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Talas (Colocasia
esculenta)
Talas
merupakan sekelompok tumbuhan dari genus caladium termasuk suku talas-talasan (Araceae), memiliki
cirri-ciri tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim
atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro,
Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara
dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil),
Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba
(Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula tanaman ini berasal
dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke
daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa
oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh
kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl, baik
liar maupun di tanam.
Taksonomi tumbuhan talas
secara lengkap (Anonim, 2010), adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus :
Colocasia
Species : Colocasia esculenta
Talas berasal dari
daerah sekitar India dan Indonesia, yang kemudian menyebar hingga ke China,
Jepang, dan beberapa pulau di Samudra Pasifik. Pertumbuhan paling baik dari
tanamanini dapat dicapai dengan menanamnya di daerah yang memiliki ketinggian 0
m hingga 2740 m diatas permukaan laut.
Gbr.1 Tanaman dan umbi talas
Tanaman talas
tumbuh ideal di daerah yang bersuhu 21-270C, kelembaban udara 50 90%. Pada
kondisi optimal hasil produksinya dapat mencapai 10 ton per hektare. Talas terdiri dari dari
berbagai macam jenis, yaitu : a)Talas Apu, b)Talas Bentul, c) Talas Bentul
Biru, d)Talas Berod, e)Talas Bogor, f)Talas Burkok, g) Talas Enau, h)Talas
Gunung, i)Talas Jahe, j)Talas Kaliurang, k)Talas Ketan Hitam, l)Talas
Ketune, m) Talas Kudo, n) Talas Lahun Indung, o) Talas Lampung, p)Talas
Lampung Hitam, q) Talas Pare, r)Talas Semi, s)Talas Siriwa, t)Talas Sutera.
2.2. Sifat Fisik Talas
Sistem
perakaran serabut, liar dan pendek. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih,
berbentuk silinder atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna coklat.
Daunnya berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya,
dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah bermacam-macam.
Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai.
Sebagian besar umbi talas memiliki kulit tipis dengan
permukaan kulit yang berserabut. Bentuk umbi talas sangat beragam. Sebagian
besar memiliki bentuk kerucut, silindris dan elips. Bentuk umbi akan
mempengaruhi kemudahan dalam pengemasan/pengepakan umbi untuk kepentingan
transportasi, maupun kemudahan dalam proses pengolahannya. Sebagai contoh,
talas dengan bentuk yang tidak berlekuk lebih mudah dikupas dan menghasilkan
jumlah rendemen hasil kupasan yang lebih tinggi dibandingkan umbi talas yang
bentuknya tidak beraturan. Umbi talas yang banyak dipasarkan adalah yang
berwarna putih dan kuning. Walaupun demikian, beberapa varietas memiliki daging
umbi berwarna oranye, merah muda dan merah. Sementara itu, serat daging umbi
umumnya didominasi oleh warna kuning muda, kuning oranye dan coklat. (Anonima, 2010).
2.3. Kandungan Kimia Talas
Dalam talas terdapat
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, rendah lemak, dan terdapat kandungan
serat yang cukup baik untuk memperlancar kerja pencernaan. Berikut adalah kandungan
gizi talas segar.
Sumber
: Dewi Sabita Slamet (1980), majalah gizi dan makanan jilid
4, hal 26.
Tanaman talas merupakan tanaman penghasil karbohidrat
yang memiliki peranan cukup strategis tidak hanya sebagai sumber bahan pangan,
dan bahan baku industri tetapi juga untuk pakan ternak. Talas mempunyai peluang
yang besar untuk dikembangkan karena berbagai manfaat dan dapat dibudidayakan
dengan mudah sehingga potensi talas ini cukup besar (Anonima, 2010).
Talas banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman sayuran dan sumber karbohidrat (pangan). Menurut
Syarief dan Irawati (1988), Umbi talas segar mengandung 63 – 85% air
dengan 13 – 29% karbohidrat. Pati merupakan komponen karbohidrat utama di dalam
umbi talas. Selain itu, umbi talas juga mengandung protein, sedikit lemak dan
kaya kalsium, fosfor, besi, vitamin C, tiamin, riboflavin dan niasin.
Umbi ini
mengandung kalori yang sangat tinggi. Setiap 100 gram talas mengandung 112
kalori, yang bisa menjadi masalah bagi yang mencoba menurunkan berat badan.
Makanan ini juga mengandung karbohidrat tinggi, jadi jangan berlebihan
mengkonsumsinya karena bisa menyebabkan kegemukan. Walaupun ubi talas dapat dikonsumsi
dan bergizi, namun bisa beracun jika dikonsumsi dalam keadaan mentah karena
mengandung asam oksalat. Kandungan oksalat yang tinggi zat-zat berbahaya
lainnya bisa hilang ketika dimasak atau jika direndam semalam dengan baking
soda. Alasan kenapa tanaman ini begitu banyak digunakan adalah karena mudah
hidup dan tumbuh subur.
Talas
mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder
seperti alkaloid, glikosida, saponin, minyak essensial, resin, gula dan
asam-asam organik. Tanaman talas banyak mengandung asam oksalat (asam biru atau
HCN).kalsium oksalat yaitu Kalium oksalat dari persenyawaan garam antara ion
kalsium dan ion oksalat. Namun untuk manusia senyawa ion bisa menimbulkan
gatal-gatal dan iritasi pada kulit.
Umbi talas seringkali menimbulkan rasa gatal,
sensasi terbakar, dan iritasi pada kulit,
mulut, tenggorokan, serta saluran cerna pada saat dikonsumsi. Talas mengandung asam oksalat ya ng mempengaruhi
penyerapan kalsium dalam saluran
pencernaan, yaitu dengan pembentukan ikatan- ikatan kalsium yang tidak
dapat larut air. Kalsium oksalat berbentuk kristal yang menyerupai jarum. Asam
oksalat bersifat larut dalam air, sementara kalsium oksalat tidak larut
dalam air tetapi larut dalam asam kuat.
Rasa gatal pada saat mengonsumsi talas disebabkan oleh tusukan jarum-jarum
kristal kalsium oksalat yang terbungkus dalam suatu kapsul transparanberisi
cairan yang berada diantara sel-sel umbi tersebut. Kapsul-kapsul ini disebut rafid.
Rafid-rafid ini tertancap pada dinding pemisah antara dua vakuola pada jaringan
umbi dan ujung-ujungnya berada pada vakuola tersebut.
Jika bagian umbi dikupas
atau dipotong-potong, maka vakuola yang berisi air karena perbedaan tegangan
pada kedua vakuola itu menyebabkan dinding kapsul pecah. Akibatnya Kristal
kalsium oksalat tersembul ke permukaan dan menusuk ke bagian kulit.
Tusukan-tusukan inilah yang menyebabkan timbulnya rasa gatal pada mulut,
tenggorokan, atau kulit tangan. Oksalat tidak tersebar secara merata di dalam
umbi talas. Agar aman dikonsumsi, maka asam oksalat di dalam talas harus
dibuang. Proses perebusan dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah oksalat
terlarut jika air rebusan dibuang, karena senyawa ini terlarut ke dalam
perebusan. Selain itu, perendaman dalam air hangat, perkecambahan, dan
fermentasi juga dapat dilakukan untuk
menurunkan kadar oksalat terlarut. Untuk memperoleh kadar kalsium oksalat yang rendah pada talas dapat
dilakukan sebagai berikut :
1.
Talas
dicuci sampai bersih selama 5 menit menggunakan air yang mengalir
2.
Talas
juga dapat direndam selama 20 menit
3.
air yang digunakan
sebaiknya air mengandung sedikit mineral dan menggunakan NaCl murni agar tidak
ada kotoran yang terserap dalam perendaman.
4.
Pencucian dan
perendaman dengan air berfungsi untuk menghilangkan zat-zat pengotor dalam
talas. Penurunan kadar oksalat terjadi karena reaksi antara natrium klorida
(NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2O4). Garam (NaCl)
dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-.
Ion-ion tersebut bersifat sepereti magnet. Ion Na+ menarik ion-ion
yang bermuatan negatif dan Ion Cl- menarik ion-ion yang bermuatan
positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4) dalam air
terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-.
Na+ mengikat ion C2O42- membentuk
natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- mengikat
Ca2+ membentuk endapan putih kalsium diklorida (CaCl2)
yang mudah larut dalam air.
CaC2O4 +
2NaCl Na2C2O4 + CaCl2
Waktu
optimum yang dibutuhkan dalam proses pengikatan ini adalah 20 menit. Setelah
selesai, talas harus dicuci dan direndam dalam air untuk menghilangkan sisa
garam mineral dan endapan yang kemungkinan masih menempel pada talas.
2.4. Manfaat Ubi Talas
Pencegahan Kanker :
Umbi talas juga merupakan sumber
antioksidan bagi tubuh kita. Tingginya vitamin A, vitamin C, dan antioksidan
fenolik lain yang ditemukan dalam mbothe bermanfaat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh kita, dan membantu menghilangkan radikal bebas berbahayai.
Radikal bebas adalah hasil sampingan dari metabolisme sel yang berbahaya dan dapat
menyebabkan sel-sel sehat berubah menjadi sel kanker. Dengan menghilangkan
radikal bebas, maka kesehatan umum kita hampir dijamin. Cryptoxanthin, yang ditemukan pada umbi talas, langsung terkait
menurunkan pengembangan kanker paru-paru dan kanker mulut.
Diabetes :
Diet tinggi
serat juga bisa membantu menurunkan kemungkinan terkena diabetes, karena
mengatur pelepasan insulin dan glukosa dalam tubuh. Jika Anda memiliki tingkat
serat yang cukup, maka Anda bisat mengatur tingkat glikemik dan menurunkan
kemungkinan terkena diabetes. Jika Anda dengan diabetes, makan-makanan kaya
serat seperti mbothe dapat membantu mencegah peningkatan gula darah yang bisa
sangat berbahaya.
Tekanan Darah dan Kesehatan Jantung :
Talas
mengandung kalium yang cukup, adalah merupakan salah satu mineral penting yang
sangat kita butuhkan untuk kesehatan. Kalium tidak hanya
memfasilitasi pengiriman cairan yang sehat antara membran dan jaringan seluruh
tubuh, tetapi juga membantu untuk meringankan stres dan tekanan pada pembuluh
darah dan arteri. Jika pembuluh darah rileks, maka tekanan darah bisa
dikurangi, dan stres pada sistem kardiovaskular secara keseluruhan akan
berkurang. Kalium bahkan telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif,
karena hubungan saraf bisa meningkat saat tekanan darah berkurang dan
pengiriman cairan antara membran saraf menjadi optimal.
Meningkatkan penglihatan :
Seperti yang
telah disebutkan di atas, umbi talas mengandung berbagai jenis zat antioksidan, termasuk beta karoten dan cryptoxanthin. Antioksidan ini bisa juga membantu
memperbaiki penglihatan, dengan cara mencegah radikal bebas menyerang sel-sel
mata yang menyebabkan degenerasi makula atau katarak.
Kesehatan Kulit :
Vitamin E dan
vitamin A berguna untuk melindungi kulit kita, yang juga terdapat dalam umbi mbothe.
Kedua vitamin ini bekerja untuk menghilangkan masalah pada kulit dan
meningkatkan kesehatan sel secara keseluruhan. Dengan demikian, luka dan noda
bekas luka bisa lebih cepat sembuh, keriput berkurang, dan kulit yang sehat
berseri dapat dikembalikan. Mbothe adalah sedikit rahasia alami untuk kulit
yang lebih sehat
Sistem kekebalan :
Mungkin unsur
yang paling penting umbi talas bagi kesehatan adalah manfaatnya bagi sistem
kekebalan tubuh. Vitamin C yang tinggi dalam mbothe bermanfaat memperkuat sistem
kekebalan tubuh, karena sel-sel darah putih akan lebih banyak diproduksi.
Selain itu, vitamin C juga berperan sebagai antioksidan, yan mencegah
perkembangan penyakit seperti masalah jantung dan kanker.
Sirkulasi darah :
Kandungan
mineral yang tinggi dari umbi talas memiliki puluhan manfaat yang berguna,
terutama kandungan zat besi dan tembaga yang sangat penting untuk mencegah
anemia dan meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Zat besi dan tembaga
adalah mineral penting untuk memproduksi sel darah merah, yang berfungsi untuk membawa oksigen
keseluruh sistem dan sel tubuh kita. Dengan demikian makan mbothe bisa
menurunkan resiko anemia (kekurangan zat besi) , meningkatkan aliran
darah, mempercepat metabolisme secara keseluruhan, pertumbuhan sel-sel baru,
dan oksigenasi tubuh – pada akhirnya menjaga fungsi organ dan sistem tubuh pada
tingkat yang optimal.
2.5. Hasil Olahan Talas
Talas
berpotensi untuk diolah menjadi berbagai jenis olahan antara lain :
a. Sebagai makanan pokok
Talas
dibeberapa daerah Indonesia merupakan makanan pokok pengganti nasi. Di Hawai
talas disajikan sebagai makanan pokok yang disebut poi yaitu talas yang dibuat
getuk dan dicampur air dan kemudian difermentasikan sebelum dimakan sedangkan
di Brasil talas dibuat jadi roti. Didalam program diversifikasi pangan karena
merupakan salah satu tanaman sumber penghasil karbohidrat non beras dari
golongan umbiumbian selain ubi kayu dan ubi jalar.
b. keripik talas
kerpik talas adalah makanan yang terbuat dari talas yang
diiris tipis kemudian digoreng. Keripik talas sering digunakan sebagai makanan
ringan yang mengandung karbohidrat tinggi.
b. Sebagai sayuran
Selain itu
bagian tanaman yang lain seperti daun dan batangnya juga dapat digunakan
sebagai sayuran seperti buntil. Sedangkan akar rimpang maupun getah pada
pelepahnya dapat juga dimanfaatkan sebagai obat tradisonal.
c. Sebagai olahan industri rumah
tangga
Tanaman talas
telah dikenal lama oleh masyarakat luas sebagai bahan makanan dan bahkan telah
menjadi komoditas perdagangan. Umbi talas telah menjadi industri rumah tangga
dalam bentuk ceriping, talas goreng, talas rebus, kolak dan sebagainya sehingga
memiliki nilai ekonomi yang baik dan menguntungkan bagi para petani maupun
pedagang yang mengusahakannya.
e. Sebagai makanan ternak
Talas ternyata
juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan babi, terutaa bagian daun, tangkai dan
pelepah.
f. Tepung talas
Dewasa ini
tepung talas sudah cukup banyak dijumpai di pasaran. Cara pembuatan tepung
talas ini dengan menggunakan talas bentul, talas ketan dan talas lampung adalah
sebagai berikut; talas yang telah dipanen dikupas sampai bersih, kemudian
dicuci menggunakan air. Setelah bersih umbi dirajang tipis-tipis dan dimasukkan
kedalam larutan bahan kimia (natrium metabisulfit, asam sitrat dan asam
askorbat) selama 20 menit. Selanjutnya hasil rajangan dikeringkan menggunakan
cahaya matahari. Setelah kering rajangan digiling dan diayak untuk mendapatkan
tepung talas.
2.6. Keripik Talas
Keripik talas
Keripik
talas mungkin sudah banyak yang memproduksi, keripik talas sebagai oleh-oleh
biasanya ditemukan ditempat wisata sampai tokoh oleh-oleh. Selain itu keripik
talas dijual diwarung sampai pasar tradisional. Memang keripik talas ini sangat
merakyat dan disukai semua kalangan masyarakat. Keripik talas tahan cukup lama
serta cara pembuatan keripik talas juga relative mudah. Sehingga usaha keripik
talas ini berkembang dan menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Keripik talas
banyak diprodusi industry rumah tangga (Maryana,2009).
Keripik
talas adalah makanan yang terbuat dari talas yang diiris tipis kemudian
digoreng. Biasanya rasa keripik talas adalah asin dengan aroma bawang yang
gurih.(Radiati, 1990).
Air
Air juga
berfungsi sebagai pelarut makanan lainnya sehingga dapat dicampur baik dengan
adonan, kandungan air didalam adonan keripik biasanya bervariasi antara 39-44%.
Didalam bahan makanan, air merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi
kenampakan, tekstur, serta cita rasa makanan (Winarno, 1989). Air untuk
industri pangan setidaknya harus memenuhi standart mutu yang diperlukan untuk
air minum pada kebutuhan sehari-hari (Suharjo, 1980).
Air
berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk
sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9, makin
tinggi pH air maka adonan yang dihasilkan baik karena absopsi air meningkat
dengan meningkatnya pH. Selain pH air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan sebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa(Effendi, H.2003).
Garam
Garam
merupakan olahan dari hasil laut. Garam mempunyai peranan penting dalam proses
memasak, baik untuk menyedapkan maupun mengawetkan makanan. Garam bersifat
higroskopis dan mematikan mikroorganisme. Penambahan garam berguna untuk
meningkatkan cita rasa, terutama memberikan rasa asin, sehingga dapat
memperlambat pertumbuhan jamur pada produk akhir. Dimana komponen utama dalam
garam adalah natrium klorida (NaCl) (winarno,1992).
penambahan
garam berpengaruh terhadap pengeringan, karena garam bertindak sebagai
penyeleksi terhadap mikroba yang tumbuh. Pada kadar garam diatas 15%
pertumbuhan mikroba dapat dihambat (Desrosier,1988).
(winarno,1992).
Bawang putih (Allium sativum L)
Bawang
putih yang paling utama dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan modern,
sampai sekarang tidka tergoyahkan oleh masakan modern yang banyak kita temui
dipasaran yang dikemas sedimikian menariknya (Syamsyh, 2003).
Umbi
bawang putih mengandung sejenis minyak atsiri sehingga digunakan sebagai obat
(Budi, 1988). Zat-zat kimia yang terdapat dalam bawang putih adalah alicin yang
berperan member aroma dalam bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh
bakteri, karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoate, sedangkan
scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai
antioksidan dan pertumbuhan. Bawang putih juga digunakan sebagai obat (Anonim,
2010).
Minyak goreng
Minyak
goreng merupakan medium penggorengan bahan pangan, dalam penggorengan minyak
berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah citarasa gurih,
meningkatkan nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan. Minyak goreng yang baik
adalah minyak nabati yang hidrogenasi dengan titik cair 35-450C
seperti minyak kelapa sawit (Ketaren 1986).
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat
Home industri
“keripik talas uci” didirikan oleh Ibu Uci, berawal dari kebosanan sebagai ibu
rumah tangga yang hanya bekerja di rumah saja, sehingga timbul keinginan
melakukan usaha untuk memberikan nilai
tambah bahan pangan lokal yang berasal dari umbi talas yang di daerah
sibunga-bunga talas merupakan tanaman sampingan yang belum banyak dimanfaatkan.
Dengan pengolahan talas sebagai camilan dan produk pangan alternative telah
memberikan tambahan penghasilan keluarga dan kedepan juga akan melibatkan
masyarakat sekitar untuk terlibat dalam bisnis ini baik untuk penghasilan utama
maupun sambilan mengisi waktu luang saat telah menyelesaikan kesibukannya
sebagai petani yaitu setelah panen dan musim tanam selesai.
Pengolahan Keripik
Talas sudah beroperasi 3 tahun lamanya dengan luas tempat usaha 2 x 3 m.
keripik Talas sangat banyak diminati masyarakat dan usaha keripik talas ini
hanya punya Ibu Uci yang berada didesa tersebut, sehingga dapat menghasilkan
nilai ekonomi yang cukup tinggi.
a.
Letak Geografis
Unit usah Keripik
Talas Uci Berada didaerah Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang hataran Kabupaten
Simalungun, Jl. Parapat.
b.
Sistem Manajemen Mutu
Untuk menjamin kualitas
dari produk keripik talas yang dihasilkan, unit usaha telah menerapkan Sanitasi dan pengolahan
dengan menjaga kebersihan yaitu dengan cara melakukan pemilihan talas yang
untuk menghasilkan keripik talas yang gurih, menjaga keripik talas agar dalam
penyimpanan tidak mengalami kerusakan, serta membuat produk yang menarik bagi
konsumen.
d. Uraian Produk
Kripik talas produksi
“Keripik Talas Uci” merupakan produk home industri yang bebas bahan pengawet
dan diolah secara alami dan tradisional di desa Sibunga-bunga. Keripik talas
ini terbuat dari ubi talas mentega muda
dengan tingkat matang panen. Talas mentega dijadikan bahan baku keripik talas
karena mempunyai rasa yang enak dan pulen. Kripik talas dikemas secara menarik
dan higienis, diolah dengan teknik tertentu sehingga memiliki rasa yang renyah,
empuk, dan sedap karena dipadu oleh bumbu rempah-rempah tradisional non bahan
pengawet dan non bahan kimia lainnya. Kripik Talas produksi “Keripik Talas Uci”
terbuat dari talas pilihan. Teknik pengolahan mulai dari Persiapan bahan baku telah dilakukan sortasi manual, penggorengan
keripik dengan tahap-tahap sanitasi yang baik dan keripik talas ini dikemas
dengan kemasan yang aman untuk dikonsumsi. Keripik talas ini banyak diminati
konsumen sehingga produksi keripik dapat mencapai 10-15 kg/hari.
e. Tujuan Produk
Tujuan produk
“keripik talas Uci” adalah untuk mempopulerkan pangan lokal yang belum banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengembangkan produk olahan berbahan dasar
umbi talas yang mempunyai nilai gizi, rasa yang khas dan gurih dan dikemas
dengan kemasan yang menarik sehingga akan meningkatkan nilai jual produk.
g. Prospek Usaha
Usaha pengolahan
sangat prospektif karena belum banyak masyarakat yang mengolah dan memanfaatkan
talas sebagai pangan alternatif. Sementara dari segi rasa “keripik talas uci”
mampu mengolahnya menjadi makanan yang enak, gurih, tidak gatal dan bergizi.
Sehingga dari segi pemasaran bisa diterima oleh semua elemen masyarakat, baik
kalangan kelas bawah, kelas menengah dan juga kelas atas.
3.2 Analisis Usaha
usaha “Keripik Talas Uci” rata-rata dapat
memproduksi kripik talas antara 30 hingga 45 kg talas/hari, dengan rincian
analisis sebagai berikut:
Biaya Produksi selama satu bulan:
Talas (25kg x Rp.1.800/kg x 26 hari) =
Rp.1.170.000
Garam (2 bks/4 hr/26=13 x Rp 1.200 = Rp.
15.600
Kaldu ayam bubuk (1 bks x Rp. 5.00 x 26
hari) = Rp. 13.000
Minyak goreng (4kg/2 hr= 52 kg x
Rp.13.000 x 26 hari) = Rp. 676.000
Biaya kayu bakar(1ikat@3000/ hari x Rp.
3.000 x 26 hari) = Rp. 78.000
Plastik kemasan (15 buah x Rp. 400 x 26
hari) = Rp. 156000
Jumlah = Rp. 2.108.600
Harga pokok per bungkus = total biaya produksi sebulan:
jumlah produksi kg/sebulan
= Rp. 2.108.600: 130 kg keripik
= Rp. 16,220
Harga jual = 1 kg keripik talas Rp.28.000
Pendapatan kotor perbulan = jumlah produksi perbulan x harga jual
= 130 kg keripik x Rp. 28.000
= Rp. 3.640.000
Keuntungan kotor perbulan = total pendapatan kotor – total biaya
produksi
= Rp. 3.640.000 - Rp. 2.108.600
= Rp. 1.531,400/ bulan.
BAB IV
PENGOLAHAN KERIPIK
TALAS
Proses Pengolahan keripik talas
Pengolahan keripik talas adalah proses merubah umbi talas menjadi produk
keripik yang sangat gurih dengan karakter mutu khas yang disukai konsumen dan
membuatnya menjadi komoditas perdagangan yang siap konsumsi, diperlukan
kegiatan pengolahan dengan beberapa faktor penentunya diantaranya adalah bahan
baku, proses pengolahan, pengemasan yang digunakan dan pemasarannya. Pengolahan
keripik talas pada dasarnya adalah upaya pemanfaatan isi umbi talas dengan
bahan lainnya lalu di goreng hingga kadar airnya menurun dan mempunyai rasa secara
sendiri maupun bersama-sama dengan senyawa lain membentuk karakter keripik yang
nikmat dan sehat, melalui serangkaian tahapan proses yang terkendali.
Proses produksi keripik talas Uci dimulai dengan mengolah bahan baku sampai
menjadi produk, dimana bahan baku disini adalah umbi talas dan produk yang dihasilkan
adalah keripik talas, tujuan pokok yang hendak dicapai adalah keripik talas yang renyah
Dalam proses pengolahan keripik talas dilakukan beberapa tahapan–tahapan
pengolahan sebagai berikut:
·
Dipilih talas yang
berukuran sedang agar tidak mengalami penggulungan ketika digoreng;
·
Dikupas talas
tersebut hingga kulit ari pada talas terbuang, dan langsung dimasukkan kedalam
ember yang berisi air;
·
Dilakukan pencucian
talas dengan merendam talas sambil air mengalir;
·
Dilakukan
pembentukan lembaran talas dengan menggunakan alat pengiris manual;
·
Direndam irisan
talas kedalam air yang sudah dilarutkan garam selama 10 menit, lalu ditiriskan;
·
Dipanaskan minyak
goreng yang hingga panas yang tinggi, kemudian masukkan talas lalu aduk
sesekali, Setelah matang, angkat dan tiriskan serta tunggu sampai dingin.
·
Dilakukan sortasi
pada keripik untuk memisahkan keripik berdasarkan warna;
·
Dikemas keripik
dengan menggunakan kemasan plastic tebal dengan menggunakan api sebagai bahan
perekat
·
Disimpan keripik pada tempat yang kering dan tertutup dan
keripik talas siap dipasarkan.
Diagram alir pengolahan keripik talas dapat dilihat pada Gambar 1.
|
PENGUPASAN KULIT LUAR |
PERENDAMAN |
PEMBENTUKAN LEMBARAN |
PENCUCIAN BERULANG |
PENGGORENGAN |
PENGEMASAN |
SORTASI |
KERIPIK
TALAS
|
UBI
TALAS
|
Lama
Perendaman1O menit
|
Gambar 1. Flow Chart Pengolahan keripik
talas
4.1 Bahan Baku Ubi Talas
Umbi talas sebagai bahan dasar yang
digunakan oleh pengrajin Keripik Talas Uci adalah ubi talas mentega. Umbi talas
dibersihkan dahulu dari tanah yang menempel. Ubi talas disimpan dengan
memisah-misahkan ubi yang masih ada dipenyimpanan dengan ubi talas yang baru datang
dari asal bahan baku, hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan lama penyimpanan
sebelum diolah dan agar ubi tidak bercampur sehingga ada yang sudah lama tetapi
belum diolah akan menjadi busuk. Dalam penyimpanan ubi talas pada usaha ibu
suci sangatlah diperhatikan, agar dapat mengurangi kerusakan pada bahan baku
yang dapat mengakibatkan kerugian.
Gambar 3. Penyimpanan ubi talas
Untuk menggoreng keripik digunakan kayu bakar sebagai media
pengantar panas sehingga menghasilkan panas yang baik untuk membuat
bentuk keripik mekar dan tidak menggulung, penggorengan dengan menggunakan kayu
bakar sangat efisien dibandingkan minyak tanah atau gas elpiji karena minyak
lebih cepat panas akibat energy yang dihasilkan lebih tinggi, lebih hemat,
mudah dijumpai dan juga harga lebih murah.
Dilakukannya pengurasan pada
tungku setelah selesai menggoreng bertujuan untuk menghasilkan panas yang baik,
sisa arang yang menumpuk pada pembakaran dikuras lalu dibuang agar api yang
dihasilkan pada penggorengan berikutnya bagus.
Gambar 4.
Persiapan alat pemanas keripik
4.2 Pengupasan Kulit Luar
pengupasan ubi talas haruslah dikupas sampai kulit arinya terbuang, agar
tidak membuat talas menjadi gatal lalu, dimasukkan langsung kedalam ember yang
berisi air, sehinggga ketika menjadi bahan pangan tidak menimbulkan bintik berwarna kecokelatan pada keripik yang dapat menurunkan
mutu pangan.
Pembuangan kulit ari serta
perendaman langsung bertujuan untuk menghilangkan senyawa rasa gatal ketika
dimakan. Pengupasan talas diawali dengan pencucian terlebih dahulu sebelum
dikupas tujuannya adalah untuk menghilanghkan kotoran yang ada pada kulit talas
agar sewaktu pengupasan kotoran-kotoran yang ada tidak menempel pada umbinya.
Pencucian dilakukan sampai bersih lalu
dikupas sambil ditampung dalam air setelah itu dicuci sampai kesat dan tidak
berlendir. Pengupasan menggunakan pisau seperti yang terlihat pada gambar dibawah
ini
Gbr. 5. Alat pengupas
dan talas yang sudah dikupas.
4.3 Perendaman ubi talas
Perendaman ubi talas bertujuan untuk mengurangi kandungan asam oksalat
pada talas. Ubi talas direndam lalu diberi aliran air agar buih-buih yang
terdapat pada rendaman yang merupakan asam oksalat terbuang. Pencucian berulang umbi keladi bertujuan
untuk menghilangkan getah yang ada ketika ubi diiris, setelah diiris laangsung
direndam dengan garam dan dicuci memakai air yang mengalir membuang getah
tersebut. Asam oksalat yang terkandung pada talas larut dengan air, sehinngga
kandungan asam oksalatnya berkurang. Pencucian dan perendaman dengan air berfungsi untuk
menghilangkan zat-zat pengotor dalam talas.
Penurunan kadar oksalat
terjadi karena reaksi antara natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksalat (CaC2O4).
Garam (NaCl) dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-.
Ion-ion tersebut bersifat sepereti magnet. Ion Na+ menarik ion-ion
yang bermuatan negatif dan Ion Cl- menarik ion-ion yang bermuatan
positif. Sedangkan kalsium oksalat (CaC2O4) dalam air
terurai menjadi ion-ion Ca2+ dan C2O42-.
Na+ mengikat ion C2O42- membentuk
natrium oksalat (Na2C2O4). Ion Cl- mengikat
Ca2+ membentuk endapan putih kalsium diklorida (CaCl2)
yang mudah larut dalam air.
4.4 Pembentukan Lembaran
Pembentukan lembaran ubi melalui alat pengiris yang masih manual dengan
menyamakan ketebalan keripik talas agar ketika mengalami penggorengan mengalami
matang yang merata dan juga pemotongan dilakukan dengan irisan yang lebar, hal
ini bertujuan agar irisan ubi ketika digoreng menjadi keriting, hal ini dapat
mengurangi tampilan pada keripik talas.
Gambar 6. Proses pembentukan lembaran talas
4.5 Penggorengan Ubi
Talas
Menurut FG
Winarno (1991 : 95) dalam Marinih 2005 minyak goreng dalam pengolahan bahan
makanan berfungsi sebagai media pengantar panas, menambah kalori serta
memperbaiki tekstur dan cita rasa. Minyak goreng yang digunakan dalam pembuatan
keripik Talas Uci ini adalah minyak goreng yang umum ada dipasaran yang dijual
secara literan, jernih, tidak membeku, dan tidak berbau tengik (minyak curah). Minyak goreng merupakan media yang paling
baik dan murah bagi transfer kalor dari sumber kalor ke partikel. Minyak goreng
untuk menggoreng keripik di gunakan 2 kg sehingga talas dapat tergenang. Minyak
bekas yang ingin digunakan untuk penggorengan kembali keripik haruslah disaring
terlebih dahulu dengan saringan kain agar kotoran atau bintik-bintik hitam sisa
penggorengan dapat menempel pada saringan, sehingga apabila penggorengan
dilakukan maka bintik-bintik hitam tersebut tidak menempel pada keripik talas.
adapun Bahan pembantu yaitu bahan yang menunjang atau membantu dalam
proses pembuatan keripik yaitu: garam dan bawang putih.
Garam yang
digunakan adalah garam dapur yang memiliki karakteristik putih, bersih dari
kotoran, kering dan berbentuk keristal. Garam berfungsi sebagai pengawet
disamping itu juga berfungsi sebagai bumbu supaya tidak hambar, garam yang baik
jika dilarutkan airnya tetap jernih.
Bawang putih merupakan
salah satu komoditi pertanian yang dibutuhkan masyarakat terutama untuk
penyedap makanan atau sebagai bumbu. Umbi bawang mengandung minyak atsiri
(metil alit disulfida) yang berbau menyengat. Dengan adanya kandungan atsiri
tersebut bawang putih merupakan bumbu yang
memberi aroma atau bau harum juga dapat memberikan rasa yang gurih pada
kelezatan makanan.
Penggorengan
keripik talas menggunakan api yang sangat panas dan wajan yang terbuat dari
besi. Penggunaan wajan besi ini bertujuan untuk menyamakan suhu dan juga
memperlambat pindah panas, sehingga panas yang diperoleh merata dan tidak menyebabkan keripik pada
saat digoreng cepat gosong. Apabila minyak pada saat penggorengan kurang panas
maka menyebabkan keripik menjadi keriting atau tidak melebar. Potongan talas
yang kecil tidak digoreng, sebab keripik yang dihasilkan keriting juga. Talas
yang digoreng, setelah 5 menit penggorengan
dibalikkan dan disiram dengan larutan garam, diaduk sampai percikan
garamnya tidak berisik lagi atau kadar air dalam keripik sudah berkurang dan
keripik berwarna cokelat kekuningan berarti keripik sudah matang. Minyak yang dipakai dalam penggorengan keripik adalah
minyak curah, apabila sudah dua kali maka ninyak tidak akan dipakai lagi.
Gambar 7.
Penggorengan keripik talas
4.6 Sortasi Keripik
Sortasi adalah proses pemisahan jenis keripik berdasarkan warna. Sortasi pada dasarnya bertujuan adalah
menyeragamkan ukuran, density dan bentuk partikel. Menyesuaikan warna keripik
berwarna cokelat dan putih kekuning-kuningan bertujuan untuk menyeragamkan
warna keripik. Sortasi juga bertujuan untuk Menghilangkan kotoran/benda asing
bukan partikel keripik yang mengganggu mutunya seperti sisa-sisa penggorengan. Sortasi
dilakukan melalui pengayakan (berputar, maju mundur, getaran) lalu dilakukan
penaburan kaldu ayam untuk memberikan rasa pada keripik sebelum dikemas.
4.7 Pengemasan
Keripik Talas
Alat pengemas
yang digunakan adalah plastik bening tebal jenis polypropylene (PP). Plastik
ini berfungsi untuk menghindarkan produk keripik talas dari kotoran dan udara
yang menyebabkan kerenyahan keripik talas menjadi berkurang serta menjaga
produk selalu dalam kondisi bersih. Keripik yang di kemas haruslah keripik yang
sudah benar-benar tiris dari minyak agar tidak menimbulkan bau tengik ketika
minyak bertemu dengan udara, selain bau tengik yang ditimbulkan minyak juga
dapat membuat penambilan pada keripik tidak menarik akibat minyak mengendap
pada permukaan bawah kemasan. Hal-hal yang dapat merusak kemasan keripik tentu
dapat membuat mutu keripik talas rendah bahkan dapat mengurangi ketertarikan
konsumen. Dalam proses pengemasan juga menggunakan alat penutup plastik yang
masih manual dengan menggunakan lilin sebagai alat perekat. Keripik yang telah dikemas baik dengan plastic untuk sementara disimpan di
gudang. Karena keripik bersifat higroskopis terhadap uap air/udara serta
bau-bauan, maka kondisi ruang penyimpanan teh tidak boleh lembab dan dijauhkan dari
benda-benda yang berbau.
Gambar 8. Pengemasan keripik talas
4.8 Sanitasi lingkungan
Kondisi tempat usaha keripik keladi Uci dilakukan dengan
cara membedakan pintu untuk masuk ke
dalam rumah dan ke ruang produksi. Pemisahan ruang tersebut bertujuan untuk
mengurangi kontaminasi silang yang dilakukan oleh orang maupun benda asing.
Selain penyekatan ruang produksi dengan rumah utama adanya dilakukan
penyimpanan bahan baku yang tersusun rapi dan
terpisah dengan ruang pengemasan keripik.
Limbah yang
dihasilkan antara lain: kulit ubi talas, air pencucian dan sanitasi, minyak
bekas penggorengan, potongan ubi talas yang rusak, renyahan keripik, plastik
pembungkus yang rusak, kulit dari kupasan bumbu. Air limbah yang dihasilkan
tergolong ramah lingkungan dalam arti tidak mengandung bahan kimia yang
berbahaya dan air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga pada umumnya.
Air sisa pencucian ubi talas ini langsung dibuang dari pembuangan kamar mandi,
Selain itu minyak bekas penggorengan yang tidak dapat dipakai lagi dibuang
kedalam tampungan makanan ternak, Sedangkan kulit dari bumbu dapat langsung
dibuang ketempat sampah.
BABB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ø Pembuatan keripik talas dapat meningkatkan pemanfaatan talas sebagai
sumber kerbohidrat dan maningkatkan nilai jual talas.
Ø Keripik talas uci sangatlah diminati oleh kalangan masyarakat
Ø Keripik talas uci menggunakan sanitasi dan mempertahankan mutu dagang
agar diminati konsumen.
5.2.Saran
Ø
Industry keripik talas Uci
perlu dikembangkan keripik talas yang lain supaya ada difersifikasi produk.
Ø
Perlu dibuat pengemasan yang
bias melindungi keripik talas dari kerusakan sehingga tidak mudah remuk.
Ø
Dalam proses pengembangan
usaha ini diperlukannya ketekunan untuk mengolah keripik talas yang baik
sehingga dimanati oleh kalangan masyarakat.
Ø
Dalam kewirausahaan perlu
adanya pengembangan usaha keripik talas, yang dimana dapat membantu para
wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual.
Kami menyediakan jasa pembuatan Totem / Pylon Sign PLN dan SPBU, Neon Box, dan Juga Berbagai macam huruf timbul.
BalasHapusSpesifikasi Totem / Pylon Sign PLN dan SPBU :
- Rangka besi hollow tiang pipa 3inch
- Dinding ACP seven finishing cat duco kombinasi akrilic laser cut 10mm
- Finishing stiker oracal dan Lampu TL Led Philips
spesifikasi Huruf timbul
- Ukuran huruf di hitung per cm
- Bahan yang di gunakan yaitu kuningan, galnavil, akrilik dan stenlis
- Harga mulai dari 25 - 40 rb / cm
- Finishing menyesuaikan dengan pesanan bisa menggunakan lampu dan tidak
Info pemesanan dapat menghubungi
Telp/WA : 081977000899 / 081112300319
#huruftimbul #huruftimbuljakarta #huruftimbultangerang #huruftimbulbekasi #huruftimbulbogor #huruftimbulbandung #huruftimbulsurabaya #huruftimbuldepok #huruftimbulmedan #huruftimbuljogja #huruftimbulmurah #pembuatanhuruftimbul #kontraktorhuruftimbul #jasapembuatanhuruftimbul #huruftimbulakrilik #huruftimbulkuningan #huruftimbulgalvanil #huruftimbulstainless #huruftimbulled #jasapembuatanpylonsign #jasapembuatantotem #jasapembuatantotemspbu #totempln #totemplnjakarta #totemplntangerang #totemplnbogor #hargatotemsign #hargatotem #pylonsignbri #pylonsigndesain #pylonsignpln #pylonsignbri #pylonsignatmbri #pylonsignbankmandiri #pylonsignbankbukopin #pylonsignbankbjb #pylonsignbankdki #pylonsignbankjabar #pylonsignbankbanten #pylonsignbankbca #pylonsignbankbtn #pylonsigncitibank #pylonsignlippobank #pylonsignbankdbs #pylonsignbankmuamalat #pylonsignpermatabank #pylonsignbankindonesia #pylonsignbankniaga #pylonsignbankbtpn #pylonsignpertashop #totembri #totemdesain #totempln #totembri #totematmbri #totembankmandiri #totembankbukopin #totembankbjb #totembankdki #totembankjabar #totembankbanten #totembankbca #totembankbtn #totemcitibank #totemlippobank #totembankdbs #totembankmuamalat #totempermatabank #totembankindonesia #totembankniaga #totembankbtpn #totempertashop #huruftimbulakrilik #huruftimbulacrylic #huruftimbulled #huruftimbulkuningan #huruftimbulgalvanil #huruftimbulgalvanis #huruftimbulstainlessstell #jasahuruftimbulindonesia
Kunjungi juga :
https://id.pinterest.com/jasahuruftimbuli/
https://jasahuruftimbulindonesia.wordpress.com/
https://jasahuruftimbulindonesia.blogspot.com/
https://twitter.com/jasahuruftimbu1
https://www.instagram.com/jasahuruftimbulindonesia/
https://huruftimbuljakarta14.blogspot.com/
https://videotronindonesia01.blogspot.com/
Seminole Hard Rock Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusGet directions, reviews and information for Seminole 전주 출장샵 Hard Rock Hotel Casino & Spa in 원주 출장안마 Hollywood, FL. 양산 출장안마 인천광역 출장샵 Seminole Hard Rock 광주 출장마사지 Hotel Casino & Spa